Oleh: Hanif Nanda Zakaria
Bagi penggemar Tom Cruise pasti tidak asing dengan film Mission Impossible. Teranyar, franchise yang cukup sukses itu merilis judul Fallout. Dengan Tom Cruise sebagai lakon utama, film itu mengisahkan petualangan Ethan Hunt (Tom Cruise) yang sedang mencari tiga inti plutonium dan mencegahnya jatuh ke tangan organisasi teroris bernama Apostles. Dari informasi yang didapat oleh Hunt, organisasi teroris itu berencana menggunakan tiga inti plutonium itu untuk membuat bom nuklir. Tiga bom nuklir yang cukup untuk memusnahkan populasi dunia dan menggantinya dengan tatanan dunia yang baru. Dan khas film bertema intelijen, film ini dibangun dengan pondasi serangkaian intrik, konflik kepentingan bahkan pengkhianatan.
Selain itu, Fallout juga bertema sama dengan film-film Mission Impossible sebelumnya yang mengisahkan bagaimana Ethan Hunt (Tom Cruise) menerima sebuah misi namun tak terselesaikan dengan sempurna, lalu Hunt berusaha memperbaiki dengan caranya sendiri. Dengan cara itu Hunt seringkali dianggap sebagai pengkhianat hingga di akhir film terbukti bahwa apa yang dilakukan oleh Hunt adalah semata demi misinya terselesaikan. Tentu upaya Hunt tersebut tidak dilakukan oleh Hunt sendiri melainkan dibantu oleh beberapa rekan pendukungnya yang setia.
Selayaknya film intelijen, Fallout menampilkan banyak item berteknologi canggih. Mobil yang bisa dijalankan dengan ponsel pintar, alat pencetak topeng wajah, atau alat pendeteksi lokasi yang disuntikkan ke leher manusia. Alat-alat canggih itu tentu menambah keseruan tersendiri ketika menonton film, selain aksi yang ditampilkan para aktor. Dengan alat-alat itu pula kegiatan intelijen Hunt dan teman-temannya menjadi mudah. Namun, demi apa penggunaan perangkat high-tech tersebut digunakan, apalagi dalam film tema intelijen? Tentu tidak lain demi mendapatkan informasi, berita, atau apa pun sebutannya.
Saat pertama membuka mata dari tempat tidur, yang dicari oleh manusia adalah informasi. Saat pertama ayunkan langkah dari tempat tinggal, yang ditunggu pertama kali adalah berita. Ketika pertama duduk di tempat nongkrong, yang ingin didengar adalah informasi, berita. Bagaimana kabar sanak saudara di tanah rantau. Bagaimana kabar teman, rekan yang sudah berumah tangga. Bagaimana kabar guru yang sudah mulai renta. Bagaimana kabar orang tua yang sedang menikmati waktu senjanya. Bagaimana kabarmu juga, sayang?Perkembangan teknologi yang sedemikian pesat tentu memudahkan orang untuk mendapat informasi. Lewat ponsel pintarnya, orang bisa mencari resep masakan kekinian, mencari barang yang ingin dibeli, mencari rumah untuk ditinggali dan sebagainya. Ibarat luas dunia hanya seujung sentuhan jari. Segala keperluan bisa terpenuhi dengan ayunan jari. Tapi bagi sebagian orang, apalagi yang menginginkan informasi atau berita penting, tidaklah cukup hanya mengayunkan sebagian anggota tubuhnya, jari misalnya. Butuh strategi yang matang, perencanaan yang tidak sebentar bahkan waktu yang panjang untuk mendapatkan informasi atau berita.
Dari Fallout dan film bertema intelijen lainnya memberi sedikit gambaran bahwa untuk mendapat informasi atau berita penting tidaklah mudah. Ada harga mahal yang harus dibayar demi hal tersebut. Ada keringat, air mata bahkan darah yang dijadikan taruhan. Semua itu hanya demi bagaimana informasi dan berita dapat diperoleh seakurat dan secepat mungkin. Keakuratan informasi adalah bagian vital dan sangat penting. Selain mahal, keakuratan informasi dapat mempengaruhi keputusan seseorang. Dalam lingkup yang lebih besar, dari informasi atau berita, keputusan yang menyangkut hajat hidup orang banyak diputuskan atau ditentukan. Lalu, informasi apa yang ingin kita dapatkan hari ini?
Penulis adalah penyuka kopi.
Sumber Foto: https://missionimpossible.fandom.com/wiki/Mission:_Impossible_–_Fallout